Dokumentasi Pernikahan Adat Jawa 01

Foto Bersama dalam Pernikahan Anita dan Triyono

Dokumentasi Pernikahan Adat Jawa 02

Temanten Putri Lenggah Ing Sasana Pinajang

Dokumentasi Pernikahan Adat Jawa 03

Foto Bersama Temanten

Dokumentasi Pernikahan Adat Jawa 04

Foto Bersama Temanten

Dokumentasi Pernikahan Adat Jawa 05

Foto Bersama Temanten

Dokumentasi Pernikahan Adat Jawa 06

Foto Bersama Temanten

Dokumentasi Pernikahan Adat Jawa 07

Foto Bersama Temanten

Wednesday, April 15, 2015

Pancatama Kawruh Panatacara - Miraga

Dalam postingan sebelumnya sudah saya jelaskan bagaimana seharusnya menjadi seorang Panatacara atau Master of Ceremony. Salah satunya harus mempunyai pengetahuan tentang Pancatama Kawruh Panatacara. Salah satunya adalah Miraga, yaitu memperhatikan terhadap tubuh atau fisiknya dengan cara berpakaian yang rapi. Dalam istilah jawa "Ngadi sarira lan Ngadi Busana.

Seorang panatacara sebisa mungkin diusahakan secara fisik tampil rapi atai istilah kerennya Necis. Penampilan yang bregas itu sudah memiliki daya tarik tersendiri daripada tampil lesu, apalagi ditambah dengan suara yang gandem halus berwibawa, maka semakin simpati orang yang melihatnya. Namun perlu diketahui bahwa karakter suara seseorang itu mempunyai ciri yang berbeda-beda, ada yang tinggi dan ada juga yang rendah. Paling tidak bisa mengatur sesuai dengan karakter masing-masing jika tidak bisa dipaksakan Gandhem.

Kembali ke topik pembicaraan terkait dengan berbusana, jadi dalam upacara resmi seorang panatacara disarankan untuk memakai busana kejawen lengkap., misalnya upacara panggih dan resepsi. Untuk busana kejawen yang tidak lengkap dipakai pada waktu upacara tidak resmi misalnya pada saat upacara siraman atau midadareni. Disini bisa memakai beskap landhung yaitu memakai beskap tanpa keris.

Upacara siraman matau midadareni ini kalau di Pacitan jarang yang dilakukan, atau bahkan sudah tidak ada. Mungkin kalau toh masih ada hanya di daerah daerah tertentu yang adatnya masih kental. Dalam acara tidak resmi tersebut, bisa juga memakai jas atau pakaian yang rapi lainya, yang penting kelihatan baik dan tidak sembarangan memakai busana.

Kanjeng Susuhunan paku Buana pernah memberikan petunjuk tentang berbusana, dengan istilah jawa "Nyandang nganggo iku dadya sarana hamemangun manungsa jaba jero, marmane pantesen penganggonira, trepna kalawan kahananing badanira. Wujud lan warnane jumbuhna kalawan rasa kejawen".

Arti dari petunjuk itu kurang lebihnya seperti ini " Berpakaian itu menjadi sarana membangun manusia lahir batin. Maka sesuaikan pakaian itu, selaras dengan keadaan tubuhmu. Corak dan warnanya serasikan dengan kejawenmu. Artinya dalam berpakaian, seseorang harus bisa menyesuaikan dengan tubuhnya sendiri.

Pengetahuan Dasar Tentang Panatacara dan pamedhar Sabda

Kalau dilihat dari sudut pandang pendidikan, panatacara atau pamedhar Sabda merupakan pendidikan dasar. Mengutip dari PERMADANI, persaudaraan masyarakat Budaya Nasional Indonesia, yang memberikan pengetahuan tentang panatacara.

Seorang panatacara diharapkan mampu mengemas acara yang akan digelar dalam sebuah resepsi ataupun acara lainnya. jadi setidaknya harus mempunyai pengetahuan tentang bagaimana menjada seorang pembawa acara yang profesional dan tidak hanya mampu melewati acara yang dipandu.

Seorang panatacara hendaknya mengerti tugas dan kwajiban serta dapat dengan tepat menempatkan dirinya. Kemudian mampu menciptakan suasana memikat dan dapat menarik perhatian para tamu. Memang tidak gampang bisa menciptakan suasana seperti yang diharapkan, namun paling tidak bisa tidak membuat kecewa.

Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, maka terlebih dahulu harus memahami siapa audiennya. Harus bida dibedakan dilingkungan mana kita berbicara, misalnya dikalangan anak muda, orang tua, warga desa ataupun warga diperkotaan. Karena Umur, latarbelakang pendidikan dan tempat tinggal bisa menentukan karakter seseorang.

Yang menjadi pertanyaan ketika dalam sebuah resepsi pernihan itu tamu undanganya biasanya dari berbagai umur dan latar belakang, lantas bagimana kita bisa menentukanya...??? Tentunya kita jauh-jauh hari sudah mencari informasi mengenai daerah itu adat dan masyarakatnya seperti apa.

Terkadang dalam sebuah wilayah, masyarakatnya biasa-biasa saya, tetapi ada juga pada suatu tempat yang masyarakatnya mempunyai kebudayaan tinggi. Tentunya seorang pembawa acara harus bisa memetakan berdasarkan informasi itu, bagaimana memilih sikap dan kata-kata yang akan digunakan.

Oleh karena itu seorang panatacara ataupun pamedhar sabda harus memiliki pengetahuan dasar yang disebut"Panca kawruh panatacara. 1. Miraga, 2.Miguna, 3.Micara, 4. mbudaya, 5. Mumpuni. untuk penjelasanya akan saya bahas pada postingan berikutnya.

Tuesday, April 14, 2015

Asal muasal istilah Protokol VS Pemahaman Protokol Secara Umum

Saat sekarang sudah terlanjur salah kaprah dalam masyarakat jika Panatacara atau panata adicara, pranatacara, pranata adicara, pambiwara atau pembawa acara disebut dengan Protokol.

Protokol sebenarnya berasal dari kata Yunani, yaitu berasal dari kata Protos dan Kole. Protos berarti yang pertama dan kole bermakna melekat. Kalau dilihat dari sejarah , jaman dahulu jika ada negara saling mengadakan hubungan diplomatik, dimulai dengan mengadakan acara yang dsebut protokoler.

Protokoler sendiri berarti sebuah acara resmi, dan pelaku yang melaksanakan acara tersebut dinamakan Master of Ceremony (MC. Dalam bahasa jawa MC disebut dengan istilah Panatacara. Panatacara sendiri merupakan bagian dari protokoler.

kalau dalam acara resepsi atau hajatan, protokol itu adalah panitianya. Jadi anggota panitia ada yang mendapat tugas sebagai panatacara. Panatacara sendiri mempunyai beberapa istilah lain, selain yang telah disebutkan tadi juga masih ada istilah lain yaitu, Pambiwara, Pambiyawara, Panata Titi Laksana dan Panata laksitaning Adicara. Semua itu memiliki makna yang sama yaitu Panatacara atau MC yang diucap (emsi).
Dalam pelaksanaan resepsi MC ini memegang peranan sangat penting untuk memandu jalanya acara. Jadi setelah masuk dalam acara inti, atau pada hari H maka pelaksanaan acara, meriah dan tidanya itu tergantung dari bembawa acaranya.

Pembawa acara dalam sebuah resepsi besar yang mengadakan hiburan masih dibagi menjadi dua. MC atau panatacara bawaan perias dan MC hiburan yang melekat pada crew music tersebut. Namun kendali sepenuhnya dipegang oleh Panatacara inti, yang juga disebut sebagai dalang manten.

kalau tidak dalam keadaan terpaksa, kelompok hiburan seharusnya membawa MC sendiri agaananya bisa lebih meriah. Karena sangat kontras jika acara hiburan pandu oleh panatacara inti karena seorang panatacara biasanya hanya menghantarkan lagu-lagunya ang akan disuguhkan untuk tamu.


kalau panatacara terlalu banyak guyonan maka akan menghilangkan karakter wibawanya dan berpengaruh pada sakralnya sebuah acara adat, apalagi kalau guyonanya sambil cengengesan layaknya seorang dagelan. maka dari itu dibutuhkan minimal satu panatacara dan satu pembawa acara hiburan, bisa juga ditambah dengan dagelan.

Dua Versi Dokumentasi Pernikahan, Free Style VS Default Style


Dalam moment pernikahan tentunya menginginkan dokumentasi yang bagus dan bisa mengesankan untuk mengingat peristiwa yang tidak mungkin terlupakan. Pertama dari sisi yang melangsungkan pernikahan tentunya ingin melihat kembali seperti apa peristiwa itu berlangsung.

Disisi lain, perias juga ingin mengetahui dokumen dari pekerjaanya yang dilakukan dengan tidak mudah. Dari situ peran dokumentasi sangat dominan, yang diharapkan orang lain bisa melihat kembali peristiwa besar itu. Sebuah peristiwa sekali dalam hidup sekaligus peristiwa yang tidak mungkin terulang kembali.

Ada dua versi pendokumentasian dilakukan, yaitu sebuah pose foto gaya bebas dan foto gaya standard. Foto gaya bebas atau yang disebut free style ini yang sedang ngetrend dikalangan anak muda. Bahkan foto selfi atau memoto sendiri dengan berbagai macam pose pun sangat digemari kaum muda.

Nah didalam pandangan seorang perias klasik atau bisa disebut kuna, foto ini sering dianggap tidak menarik dan tidak bernuansa sakral. Itu bisa dimaklumi sejak jaman dahulu pada umumnya pengantin difoto dengan pose kaku. Namun dijaman sekarang model pose kaku itu sudah tidak jaman lagi meskipun masih dibutuhkan untuk dokumentasi yang bernuansa sakral bagi perias.

Foto diatas adalah gambaran dari foto gaya bebas yang pernah penulis ambil dari sebuah pernikahan yang bertempat di Desa Sepang Kecamatan Tulakan. Barangkali ada yang bertanya-nya foto siapa itu.... Saya kasih tau sedikit bocoran, dia adalah anaknya seorang mantan kepala desa padi. Bisa Dipikir sendiri ya...??? Berinisial "W".

Adat Mbesan di lingkungan sendiri vs di lingkungan desa lain



rias pengantin pacitan
Desa mawa cara negara mawa tata. istilah itu berlaku diimanapun untuk apapun termasuk dalam acara resepsi temanten. Contohnya disebuah desa misalnya Desa Gasang dan Ngile, Tulakan Pacitan. Ada kebiasaan masyarakat yang berbeda dibandingkan dengan desa lainnya dalam menghadiri sebuah resepsi di kedua desa tersebut.

Kalau dibeberapa desa yang pernah saya datangi untuk MC temanten, para tamu akan bubar atau meninggalkan lokasi resepsi jika acaranya sudah selesai. Selesainya acara dengan ditandai, mempelai berdua sudah dibawa keluarga ke gerbang seraya menghantarkan kepulangan Tamu. Seperti itu biasanya prosesi yang saya temui dan hantarkan diberbagai wilayah di kabupaten Pacitan.

rias pengantin pacitan
Namun jangan kaget jika anda menghadiri resepsi pernikahan di Desa Ngile ataupun Gasang yang tamunya atau keluarga mempelainya berasal dari dua Desa tersebut. Biasanya setelah mendapat jamuan makan, maka mereka akan langsung meninggalkan lokasi resepsi tanpa menunggu acara selesai.

Namun jangan salah jika mereka datang ke resepsi diluar kecamatan tulakan maka akan tetap menunggu acara sampai selesai. Dengan catatan acaranya tidak terlalu molor dalam waktu yang lama, sehingga memaksa mereka akan meninggalkan tempat resepsi. Oleh karena itu bagi panatacara yang sedang bertugas diwilayah itu harus pintar mengatur waktu. Artinya acara harus ringkes dan tidak bertele tele apalagi dibuat seperti lomba pidato.

Tradisi Mbesan Dalam Resepsi Pernikahan Di Pacitan

tata rias pengantin pacitan
Ketika sebuah keluarga menyelenggarakan pernikahan putranya maka dalam adat jawa khususnya diwilayah Kabupaten Pacitan ada yang disebut Mbesan. Mbesan sendiri dari kata "Besan" yang artinya adalah ibu atau bapak dari istri atau suami anaknya. Istilah mbesan adalah bertamu ke acara pernikahan anak laki-lakinya yang diselenggarakan di kediaman mempelai wanita atau sebaliknya.

Kalau biasanya pernikahan itu diselenggarakan dikediaman mempelai wanita, namun ada juga yang diselenggarakan rumah mempelai pria. Dalam arti yang menikahkan atau yang menyelenggarakan resepsi adalah keluarga mempelai pria. Nikah yang diselenggarakan di wilayah ataupun dikediaman mempelai pria dinamakan numpang nikah.
tata rias pengantin pacitan

Ada berbagai alasan kenapa pernikahan dilaksanakan di kediaman pengantin pria diantaranya, terkaiit dengan jarak, misalnya si wanita merantau dan keduanya sama sama bekerja disitu, maka untuk pertimbangan waktu dan biaya maka pernikahan ataupun pestanya dilakukan ditempat mempelai pria. Ada juga karena niat dari orang tua pengantin pria jika suatu saat anaknya sudah ketemu jodoh maka akan melangsungkan pesta di rumahnya, maka sekaligus ijab qabulnya dilaksanakan ditempat keluarga pengantin pria dan masih banyak lagi alasan lainya.
tata rias pengantin pacitan

Kembali ketopik yang berkaitan dengan mbesan diwilayah Kabupaten Pacitan. Biasanya keluarga dari pengantin pria jauh-jauh hari sudah mengajak sanak saudara atau tetangga untuk  bersama-sama datang ke resepsi pernikahan putranya, itulah yang dinamakan mbesan. Ada berbagai adat atau tatacara yang biasanya dibawa oleh keluarga pengantin pria, tergantung dari adat setempat.

tata rias pengantin pacitanBiasanya jika datang ke resepsi dalam acara mbasan maka saudara-saudara yang diajak mengumpulkan uang, dan nantinya akan diserahkan kepada bapak-ibu dari pengantin putri sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan. Namun sebenarnya uang tersebut adalah sebagai ganti hidangan yang disajikan oleh keluarga besan kepada para tamu.


Sunday, April 12, 2015

Paket Resepsi Pernikahan Rumah Lengkap Pacitan

Meskipun belum begitu populer untuk acara resepsi pernikahan rumah di Pacitan yang menggunakan Full Wedding Organizer, namun ada referensi yang biasa ditawarkan di luar Pacitan. Biasanya kalau di desa, masih menggunakan tenaga sanak saudara dan warga desa setempat. Namun tidak menutup kemungkinan suatu saat trend menggunakan warga secara gotong royong itu akan tergeser oleh WO/


Misalnya untuk resepsi yang perkiraan tamunya mencapai 800-1000 orang, kurang lebih layananya seperti ini.



Makeup dan Busana :
1.     Makeup Pengantin
2.     Busana Pengantin 3X Ganti Termasuk Akad Nikah
3.     Rias dan Busana Orang Tua Wanita 2 Orang
4.     Busana Orang Tua Pria 2 Orang
5.     Rias dan Busana Penerima Tamu 4 Orang
6.     Rias dan Busana Pagar Ayu 3 Orang
7.     Busana Pagar Bagus 3 Orang

Dekorasi :
1.   Pelaminan / Gebyok Modifikasi dan Dekorasi Maksima 6 Meter
2.   Bunga Pelaminan Segar (Asli)
3.   Taman Pelaminan
4.   Gazebo Dengan Bunga Hidup
5.   Dekorasi Kamar + Bunga Asli
6.   Tenda 16x4 Meter (64 M2) Exclusive Sentris
7.   Kursi Plastik  + Bungkus 150 Buah
8.   Meja Prasmanan 1 Set
9.   Meja Penerima Tamu 2 Dengan Bunga Asli
10. Piring, Sendok, dan Garpu 1000 Buah
11. Pemanas RollTop 1 Set
12. Saung / Gubugan 3 Buah
13. Bunga Meja Tamu Asli
14. Tempat Uang Kayu Berdiri 2 Buah (Dipinjamkan)
15. Tempat Souvenir 2 Buah (Dipinjamkan)

Dokumentasi :
1. Foto  Digital Dengan Album Kolase 10 Sheet
2. Studio Mini
3. Video Shooting (DVD 1 Keping)
4. Master Foto Format DVD 1 Keping

Menu Catering 1000 Porsi :
Menu Utama
   1. Nasi Putih
   2. Nasi Goreng
   3. Soup / Soto Pilihan :
                 v  Soup Ayam Biasa
                 v  Soup Kimlo
                 v  Udang Saos Costarika
                 v  Soup Daging
                 v  Soto Bandung
   4.Daging Pilihan :
v  Cah Daging
v  Bistik
v  Rolade Daging
v  Sukiyaki
v  Rendang
v  Printil Daging
v  Dendeng Balado
   5.       Ayam / Ikan / Udang Pilihan :
v  Ayam Kecap
v  Ayam Rica Bakar Kecap
v  Ayam Rica Bakar Merah
v  Ayam Panggang Bumbu Padang
v  Sate Ayam
v  Ayam Goreng Biasa
v  Ayam Suwir Kecap
v  Ayam Suwir Merah
v  Kakap Tepung Fillet
v  Gurame Tepung Fillet Saos Asam Manis
v  Udang Goreng tepung
v  Udang Sambel Lado
v  Udang Saos Costarika
  6. Capcay / Tumis Jagung Muda / Cap Pokcay Jamur
  7. Sambel Kentang Kering / Sambel Kentang Basah
  8. Asinan Sayur / Salad / Asinan Buah
  9. Kerupuk Udang / Emping
 10. Air Mineral
    
     Dessert :
  1.  Pudding
  2.  Aneka Kue
  3.  Buah Potong (Semangka, Melon)
  4.  Soft Drink

Gubugan :
1.  Kambing Guling
2.  Bakwan Malang 150 Porsi
3.  Mpek-Mpek 150 Porsi
4.  Ice Cream

Bonus :
1. Buku Tamu 2 Buah
2. Box Hantaran
3. Photo 17R + Frame

Tata Rias Pengantin Pacitan


Apabila anda mencari referensi tata rias pengantin di Pacitan Maka biasanya anda akan mendapatkan berbagai tawaran sesuai Budget dan seperti apa acara yang akan anda selenggarakan. Tentunya setiap paket tawaran akan memiliki tarif yang berbeda sesuai fasilitas yang ditawarkan. Berikut gambaran penawaran yang anda dapatkan apabila mencari tata rias pengantin di Pacitan

===Paket Rias Pengantin Rumah A===

Makeup dan Busana :
1. Make Up Pengantin
2. Busana Pengantin 1 Akad Dan 2 Resepsi
3. Rias dan Busana  Orang Tua Wanita 2 Orang
4. Busana  Orang Tua Pria 2 Orang
5. Busana dan Rias Penerima Tamu 4 Orang
6. Busana Pagar  Pagar Ayu 2 Orang
7. Busana Pagar Bagus 2 Orang

Dekorasi :
1.   Pelaminan Gebyok Modifikasi dan Dekorasi Maksimal 6 Meter
2.   Bunga Pelaminan Asli
3.   Gazebo Dengan Bunga Asli
4.   Kamar Set + Bunga Asli
5.   Tenda 16 X 4 Meter (64 M2)Exclusive Tanpa Tutup kanan Kiri Tenda
6.   Kursi Plastik + Bungkus 100 Buah
7.   Piring + Sendok & Garpu 150 Set
8.   Pemanas 1 Set (Standard Besar)
9.   Saung / Gubugan 2 Buah
10. Meja Prasmanan 1 Set
11. Meja Penerima Tamu
12. Tempat Uang 2 (Dipinjamkan)
13. Tempat Souvenir 2 (Dipinjamkan)

Dokumentasi :
1. Foto Digital 1 Album Standard
2. Video Shooting 1 Keping DVD
3. Master Foto 1 Keping DVD

Bonus :
1. Box Hantaran
2. Buku Tamu + Spidol 2 Buah
3. Foto 17R + Frame

===Paket Rias Pengantin Rumah B===

Makeup dan Busana :
1. Make Up Pengantin
2. Busana Pengantin 1 Akad Dan 2 Resepsi
3. Rias dan Busana Orang Tua Wanita 2 Orang
4. Busana  Orang Tua Pria 2 Orang
5. Rias dan Busana Pagar Ayu 4 Orang
6. Rias dan Busana Pagar Ayu 3 Orang
7. Busana Pagar Bagus 3 Orang

Dekorasi :
1.   Pelaminan Gebyog / Modifikasi Maksimal 6 Meter
2.   Bunga Pelaminan Asli
3.  Taman Pelaminan
4.   Dekorasi Ruang Pengantin
5. Gazebo Dengan Bunga Asli
6.   Dekorasi Kamar Pengantin Dengan Bunga Asli
7. Tempat Uang 2 (Dipinjamkan)
8. Tempat Souvenir 2 (Dipinjamkan)

Dokumentasi :
1. Foto Digital Dengan Album Kolase 10 Sheet
2. Studio Mini
3. Video Shot (Format DVD
2. Master Foto DVD

Bonus :
1. Box Hantaran
2. Buku Tamu + Spidol 1 Buah
3. Foto 17R + Frame

===Paket Rias Pengantin Rumah C===

Dekorasi :
1.  Pelaminan / Gebyog Modifikasi Maksimal 6 Meter
2.  Bunga Pelaminan Asli
3.  Taman Pelaminan
4.  Gazebo Dengan Bunga Asli
5.  Dekorasi Kamar Pengantin Dengan Bunga Asli Segar
6.  Tenda 16 X 4 Meter (64 M2) Setris Tertutup
7.  Kursi Plastik + Bungkus 150 Buah
8.  Meja Prasmanan 1 Set
9.  Piring + Sendok & Garpu 200 Set
10.Pemanas RollTop 1 Set
11.Gubugan 3 Buah
12.Tempat Uang 2 Buah (Dipinjamkan)
13.Tempat Souvenir 2 (Dipinjamkan)

Dokumentasi :
1. Foto Digital Dengan Album Kolase 10 Sheet
2. Studio Mini
3. Video Shooting (Format DVD 1 Keping)
4. Master Foto DVD

Bonus :
1. Box Hantaran
2. Foto + Frame 17 R

Friday, April 10, 2015

Pangertosan Bab Hamedhar Pangandikan

MC Manten Pacitan, Dalang Manten Pacitan
Saderengipun kita anggladhi utawi maraga hamedhar pangandikan / tanggap wacana, langkung rurniyin kedah mangertosi babagan werdinipun hamedhar pangandikan / tanggap wacana punika punapa?

Hamedhar pángandikan / tanggap wacana punika salah satunggaling pakaryan kangge amedharaken panguneg-uneging manah, gagasan, inforrnasi dhumateng piyantun kathah lan anggadhahi tujuan kangge mratelakaken pangertosan dhumateng piyantun kathah nanging saged ugi kangge milut.

Dados ingkang baken salebetipun hamedhar pangandikan / tanggap wacana inggih punika kados pundi panjenengan saged amilud lan andamel sengsem dhumateng para pamyarsa kanthi pamedharing pangandikan panjenengan kala wau.

Tartamtu kemawon badhe andamel kuciwaning manah menawi panjenengan hamedhar pangandikan kanthi angandhar andhar, ngantos - ngantos busana kita teles dening gumbrobyosing riwe, nanging para pamyarsa (para tamu) punika babar pisan boten saged kapilut / katuju ing manah.

Dados punjeripun kita hamedhar pangandikan punika, supados tiyang sanes saget lan kersa miyarsakaken punapa ingkang kita wedharaken, kanthi pangajabing sedya sageda dados cathetan wonten ing penggalihipun. Punika ingkang dipun wartani hamedhar pangandikan ingkang sae.

Tujuan Hamedhar Pangandikan

Kados sampun kaandharaken wonten ing ngajeng tujuan utami hamedhar pangandikan inggih punika kangge hangaturaken panguneg - uneging manah utawi mratelakaken informasi kanthi Hamedhar pangandikan wonten sangajenging piyantun kathah supados sami mangertosi ingkang kita andharaken.

Peprincening hamedhar pangandikan punika kaperang dados pinten - pinten perangan.
1. Hamedhar pangandikan ingkang asipat mratelakaken informasi.
2. Hamedhar pangandikan ingkang asipat hiburan.
3. Hamedhar pangandikan ingkang asipat hamemilut dhumateng para pamyarsa

Hamedhar Pangandikan Ingkang Sipatipun Informasi

Informasi ingkang mengku werdi palapuran, utawi pratelan ngengingi satunggaling bab dhumateng para pamyarsa. Amargi hamedhar pangandikan ingkang sipatipun informasi punika ngandharaken pawartos utawi palapuran, utawi nyariyosaken salah satunggaling bab dhumateng para pamyarsa, salebetipun hamedharaken babagan ingkang wigatos kedah ingkang cetha, gamblang lan sasaget saget dipun mangertosi.

Menawi kita hamedhar pangandikan kanthi gamblang lan gampil dipun tampi, pramila mboten badhe muspra wedharing pratelan ingkang kita wedharaken.
Pamyarsa saderengipun babar pisan boten mangertos, nanging ing wusananipun gamblang lan mangertos sasampunipun kita hamedhar pangandikan ingkang sipatipun informasi / pratelan.

Medharaken informasi punika upaminipun ngaturaken palapuran tanggel jawab pangarsa dhumateng para anggota ing babagan program kerja ing salebeting satunggal warsa (setahun), mratelakaken palapuran ngengingi bab - bab ingkang dipun tindakaken lan sanes - sanesipun.

Hamedhar Pangandikan Ingkang Sipatipun Hiburan

Hamedhar pangandikan ingkang sipatipun hiburan punika kanthi tujuan mratelakaken informasi utawi hamilut pamyarsa dhumateng gagasan kita, nanging tujuwanipun asipat mirunggan upaminipun medhar pangandikan wonten salebeting tata upacara pahargyan prasaja mantu / ambal warsa lan sanes-sanesipun.

Hamedhar pangandikan ingkang sipatipun hiburan punika padatan badhe katingal wonten ing Panatacara (MC) ingkang angendhaleni lampahing tatacara ing pahargyan manten, ambal warsa, tatacara hiburan ing ambal warsa 17 Agustus lan sanesipun. Dados ingkang asipat mirunggan utawi mboten resmi.

Catatan : "Jika ada bahasa yang kurang dimengerti artinya, bisa ditanyakan dikolom komentar".

Hamedhar Pangandikan Ingkang Sae / Berpidato Yang Baik

Tata Rias Pengantin Pacitan
Atur Pasrah Temanten di Desa Ngile Tulakan Pacitan -
Medhar Pangandikan punika Kanthi adhedhasar pangertosan lan pengalaman ingkang kedah kita mangertosi utawi sak mboten - mbotenipun kita nggadhahi, sabab manawi anjagekaken tuladha hamedhar pangandikan kemawon, kirang ndadosaken pamareming manah ing tundhonipun.

Ngibaratipun menawi kita yasa wisma ingkang sae nanging pondhasi / dhasaring bangunan badhe ambruk, semanten ugi hamedhar pangandikan, menawi kita namung ngapalaken tuladha - tuladha tanpa hanggadhahi dhasar tundhonipun badhe amanggihaken kuciwaning manah.

Menawi kita saged nguwaosi cara - caranipun Panatacara lan hamedhar
pangandikan, mila kanthi mekaten kita badhe kasil anggen kita hamedhar pangandikan ingkang sae, andamel sengseming akathah lan hamemiluta kanthi tetembungan ingkang manis.

Menawi Kita kepengin kados dene para pamedhar pangandikan ingkang sampun kondhang, Sampun kuwatos ing manah. Sadayan piyantun saged, Lan kita pitados bilih kita ugi saged hanindakaken manawi kanthi dhasar ateteken kanthi tekun anggladhi lan amarsudi babagan punika.

Artinya:

Pidato itu harus Berdasarkan pengalaman, yang harus kita ketahui atau setidaknya kita miliki, karena jika mengandalkan contoh pidato saja, rasanya kurang membuat orang lain bisa merasa puas nantinya.

Ibarat kita membangun rumah jika pondasinya tidak bagus, maka bangunan tersebut bisa runtuh. Demikian pula dalam berpidato, jika kita hanya menghafal contoh-contoh pidato saja tanpa mempunyai dasar, nantinya kan mengecewakan.

kalau kita bisa menguasai cara-caranya menyampaikan pidato atau ceramah, maka dengan begitu kita akan berhasil dalam menyampaikan pidato yang baik, bisa membuat menarik dan memuaskan hadirin dengan bahasa-bahasa yang baik dan indah.

Jika kita ingin seperti para ahli pidato yang sudah terkenal, jangan khawatir. Jika orang lain bisa, kitapun harus percaya bahwa kita juga akan bisa untuk melakukanya dengan cara berlatih lan memelajari terkait dengan hal tersebut. Baca Selanjutnya>>>

Tambahan : "Jika ada bahasa yang kurang dimengerti artinya, bisa ditanyakan dikolom komentar".

Titilaksana Pahargyan Penganten Adat Ngayogyakarta Lan Surakarta

Desa mawa cara negara mawa tata. Tembung punika ingkang saget diagem angger-angger menawi badhe ngayai gati ana ing Resepsi Temanten. Amargi benten daerah uga benten tata cara utawi modelipun. kadostha ana ing Ngayogyakarta kaliyan ing Surakarta benten urut lapahipun. Menawi wonten laladan sanes kadastha wonten pacitan punika sampun kolaborasi ingkang dipun jumbuhaken kalian kahanan. Ananging paling mboten panatacara kedah manertosi adat setunggal laladan lan setunggalipun. Punika kirang langkung angger-anggeranipun:

 A. SIRAMAN

Adat Ngayogyakarta
Adat Surakarta
1.      Pasang bleketepe & pari sawuli ing tarub
2.      Ngabekten
3.      Ngracik toya
4.      Siraman (tiyang sepuh & pinisepuh)
5.      Sesuci (wudlu) dening juru paes
6.      Pecah pamor/pecah kendhi dening juru paes

1.      Pasang bleketepe & pari sawuli ing tarub
2.      Ngabekten
3.      Ngracik toya
4.      Siraman
5.      Sesuci
6.      Pecah pamor
7.      Pangkas rikma
8.      Bopong/gendhong pungkasan
9.      Tanem rikma
10.  Pecok tumpeng
11.  Dulang pungkasan
12.  Sade dawet.
13.  Nglepas ayam

Cathetan:
a. Menawi wonten donga saged kapapanaken ing badhe pasang bleketepe utawi nalika ngracik toya
a.       Menawi siraman CPK boten dados satunggal, kedah wonten kintun toya perwita adi sasampuning karacik


B. UPACARA NGERIK
            Pranata adicara limrahipun boten kajibah. Ingkang nindakaken upacara ngerik juru paes.

C. MIDODARENI

Adat Ngayogyakarta
Adat Surakarta
CPK sapengombyong rawuh:
1.      Pambuka
2.      Pambagyaharja
3.      Pasrah paningset & / CPK
4.      Tampi
5.      Tantingan
6.      Cariyos tumuruning kembar mayang (Jaka Tarub – Dewi Nawang Wulan) sinambi adicara ngrahabi pasugatan)
7.      Tilik nitik
8.      Busana kancing gelung saha angsul-angsul
9.      Purna
CPK sapengombyong rawuh:
1.      Pasrah paningset & / CPK
2.      Tampi
3.      CPK diunjuki toya wening
CPK & rombongan lenggah, MC mbuka adicara
4.    Pambuka (MC)
5.      Pambagyaharja
6.      Catur Wedha
7.      Tantingan
8.      Nggayuh tumuruning wahyu sajodho (saged mawi paraga utawi kacariyosaken MC nalika kembul bujana)
9.      Tilik nitik (tuwi CPW)
10.  Busana kancing gelung
11.  Purna

D. PANGGIH

Adat Ngayogyakarta
Adat Surakarta
Gendhing bindri::
1.        Atur sanggan
Gendhing ladrang penganten:
2.        CPW miyos dipunrumiyini kembar mayang
3.        Kempyok kembar mayang
4.        Balangan gantal
5.        Ranu pada (wijikan)
6.        Pecah antiga
Gendhing boyong pengantin/puspa warna:
7.        Pengantin jajar lumampang gegandhengan
dhateng sasana mulya
8.        Tampa kaya
9.        Dhahar klimah
10.    Ngunjuk toya wening
11.    Mapag besan
12.    Sungkeman

Gendhing Sekarteja/puspawarna:
1.      Pengantin putri miyos lenggah ing sasana mulya
Gendhing Kebo giro:
2.      Manten kakung rawuh kaliyan rombongan
Gendhing Kodhok ngorek
3.      Liru kembar mayang
4.      Balangan gantal
5.      Midak antiga
6.      Ranu pada
7.      Minggah luhuring pasangan
8.      Sindur binayang
Penganten kekanthen asta lumampah dhateng sasana mulya gendhing Larasmaya
9.      Bobot timbang
10.  Wisudha penganten
11.  Kacar-kucur
12.  Dhahar walimahan/dulangan
13.  Ngunjuk toya wening
14.  Mapak besan
15.  Sungkeman



Cathetan:
1.      Bubak kawah (mantu sepisan) kanthi cara ngunjuk rujak degan rujak tape,
       sasampunipun ngunjuk toya wening. Menawi ngangge tradhisi begalan  
       katindakaken sasampunipun sungkeman.
2.      Tumplak punjen (mantu pungkasan) katindakaken sasampunipun ngunjuk toya wening. Sasampunipun imbal wacana (putra- bapa), para putra sungkem bapa-ibu, para putra lajeng kaparingan kampil-kampil isi kacang-kacangan, arta receh, ugi saged cek, sertifikat, lunci mobil/griya, lsp. Bapak – ibu lajeng nyebar udhik-udhik, para putra wayah saha tamu sami rayahan. Bokor lajeng katumplak ing sangajenging sasana mulya.

E. PAHARGYAN ING GEDHUNG
1.      Manten rawuh kairing gendhing, Sala: kebo giro, Yogya: bindri.
2.      Manten mlebet kairing gendhing, Sala: Larasmaya, Yogya: Ladrang penganten/Gati Padhasih/boyong temanten
3.      Manten lenggah ing sasana mulya
4.      MC mbuka adicara
5.      Pambagyaharja
6.      Donga (menawi wonten)
7.      Jawat asta saha kembul bujana
8.      Purna

Ingkang kedah dipungatosaken ing gedhung:
  1. Kedah nuhoni wekdal (on time/tepat waktu). Awit menawi mundur sekedhap kemawon, tamu sampun numpuk. Kahanan mekaten kirang nges, acara kesesa-sesa, gedhung kebak, dhahar kirang nikmat, sumuk, hawa benter, lsp.
  2. Koordinasi foto kaliyan pranata adicara bokbilih wonten tami mirunggan (VIP :Very Important Person). Ingkang dados petugas saenipun sampun apal tamu VIP kasebat.
  3. Koordinator foto menika kedah kompak kaliyan stoper (ingkang ngendhek antrian tamu). Tamu VIP rawuh, salaman, foto lajeng dhahar. Adatipun menawi sampun mandhap sarta dhahar dipunaturi malih sampun kangelan (boten kersa).
  4. Menawi tamunipun kathah, foto VIP saged katindakaken mangke, mesakaken tamu menawi kedah nengga foto kamangka antrian rengket sanget (jejel riyel). Foto VIP kanthi dipunaturi sasampunipun dhahar utawi wekdal longgar. Panci wonten kirangipun, kadhang kala tamu sampun kelajeng kondur, utawi boten kersa. Pramila kedah on time.
  5. Wonten tiyang ingkang dipunpasrahi ngreksa pundhi, sampun ngantos kabekta tamu boten kaundang alias maling.
  6. Prakawis dhahar, panitiya kaliyan catering kedah kompak.

Saratipun Pranatacara Miturut Suwarna Dosen UNY Minangka Praktisi Pranatacara

Menawi ngrembug bab panatacara utawi pambiyawara pancen katah ilah-ilahanipun. Panatacara setunggal lan setunngalanipun wonten kekirangan lan kaluwihan piyambak ingkang mboten saget dipun mereni. Anangin wonten angger-angger ingkang kedah dipun mangertosi tumrapipun panatacara temanten. Saratipun pranatacara Menika wonten pinten pinten perangan, ing antawisipun:


    a. Olah swara: logat, pocapan, napas, tegas, cetha, boten blero/bindheng, membat-mentuling  swanten, kajiwa
    b. Olah raga lan busana:
Olah raga sapta-MA:       1. magatra       : patrap wajar boten dipundamel- damel
                                         2. malaksana   : luwes, boten ingah-inggih
                                         3. mawastha    : jejeg, boten kendho/dhoyong
                                         4. maraga        : boten rongeh/edheg/gumeter,                          mantep,
                                         5. malagawa    : enthengan, trengginas
                                         6. matanggap: tanggap swasana (susah, seneng)
                                         7. mawwat      : ngentasi karya

    c. Olah basa lan sastra: pilihan tembung,  purwakanthi, sekar, suluk, panyandra, paribasan, pepindhan, wangsalan, lsp.

    Kajawi menika sinengkuyung pirantos sanesipun kadosta:

a.       pengrengga swara       
Ugi sinebat sound system. Pranata adicara kedah mangesrtos kados pundit mangun karya kaliyan pangrengga swara. Bab tata papan, urutaning gendhing, sasmitaning gendhing, lsp.

b.      papan
         Papanipun pranata adicara kepara saged dipuntingali sedaya para rawuh, sampun ngantos adoh  sanget, ugi sampun ngantos malah ndhelik.

c.   pawiyatan
      Amrih kawegigan pranata adicara saged profesional perlu sekolah, kursus, utawi dherek pawiyatan sanesipun. Saged ugi maos buku-buku ingkang sampun wonten ngewrat bab pranata adicara.

 d.   mental
       Wonten tiyang ingkang gadhah mental waja, mental miyur, sah amental ciyut. Amrih mentalipun kandel kedah kathah gladhen, biasa ngadhepi tiyang kathah (forum), siap ing materi,

e.   ketewajuhan
      Ketewajuhan inggih menika temen-temen anggenipun nindakaken pakaryan, saged rampung ngremenaken.

f.   gladhen
      Pranata adicara tetetp terus sarta prelu gladhen utawi latihan amrih sansaya mekar ilmunipun, landhep yen dipunginakaken, tembenipun katingal wegig, besus, micara.

g.   kasamaptaan
      Pranata adicara kedah siap sawanci-wanci menawi dipuntimbali boten badhe nguciwani, samapta ing raga, busana, basa, saha wicara.

Menika kirang langkung ingkang dipun gadahi tumraping panatacara pahargyan temanten.